Thursday, July 23, 2015

Malaikat Yang Menjaga Pintu Langit

Mu'adz bin Jabal ra

Ibnu Mubarak mengatakan bahawa Khalid bin Ma'dan berkata kepada sahabat Mu'adz bin Jabal ra, "Ceritakanlah satu hadis yang kau dengar dari Rasulullah saw, yang kau menghafalnya dan setiap hari kau mengingatnya lantaran sebab sangat keras, halus dan dalamnya makna hadis tersebut. Hadis manakah yang menurut pendapatmu paling penting ?"
Mu'adz menjawab, "Baiklah, akan kuceritakan: " Sesaat kemudian, ia pun menangis hingga lama sekali, lalu ia bertutur, "Hmm, sungguh rindu sangat hati ini kepada Rasulullah saw, ingin rasanya segera bersua dengan baginda.."
Ia melanjutkan, "Suatu saat aku menghadap Rasulullah saw. Baginda saw menunggangi seekor unta dan menyuruhku naik dibelakangnya, maka berangkatlah kami dengan unta tersebut. Kemudian bginda saw menengadahkan wajahnya ke langit, dan berdoa, "Puji syukur kehadirat Allah, Yang Maha Berkehendak kepada makhluqNya menurut kehendakNya."
Kemudian Baginda saw berkata, "Sekarang aku akan mengisahkan satu cerita kepadamu yang apabila engkau hafalkan, akan berguna bagimu, tapi kalau engkau lupakan, engkau tidak akan mempunyai hujah kelak di hadapan Allah swt."

"Hai, Mu'adz! Allah menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Pada setiap langit ada satu malaikat yang menjaga pintu, dan tiap-tiap pintu langit itu dijaga oleh malaikat penjaga pintu sesuai kadar pintu dan keagungannya.
Maka, Malaikat Hafazhah (malaikat yang memelihara dan mencatat amal seseorang) naik ke langit dengan membawa amal seseorang yang cahayanya bersinar-sinar bagaikan cahaya matahari. Ia, yang menganggap amal orang tersebut banyak, memuji amalan orang itu tetapi sampai di pintu langit pertama, berkata malaikat penjaga pintu langit itu kepada malaikat hafazhah, "Tamparkanlah amal ini ke wajah pemiliknya, aku ini penjaga tukang pengumpat, aku diperintahkan untuk tidak menerima masuk tukang mengumpat orang lain. Jangan sampai amal ini melewatiku untuk mencapai langit berikutnya."
Keesokan harinya, ada lagi malaikat hafazhah yang naik ke langit dengan membawa amal soleh seorang lainnya yang cahayanya berkilauan. Ia juga memujinya lantaran begitu banyaknya amal tersebut. Namun malaikat di langit kedua mengatakan, "Berhentilah dan tamparkan amal ini ke wajah pemiliknya sebab dengan amalnya itu dia mengharap keduniaan. Allah memerintahkanku untuk menahan amal seperti ini jangan sampai lewat hingga hari berikutnya." Maka seluruh malaikat pun melaknat orang tersebut sampai keesokan hari.
Kemudian ada lagi malaikat hafazhah yang naik ke langit dengan membawa amal hamba Allah yang sangat memuaskan, dipenuhi amal sedekah, puasa dan bermacam-macam kebaikan yang dianggap malaikat hafazhah sangat banyak dan terpuji. Namun saat sampai di langit ketiga berkata malaikat penjaga pintu langit yang ketiga, "Tamparkanlah amal-amal ini ke wajah pemiliknya, aku malaikat penjaga orang yang sombong. Allah memerintahkanku untuk tidak menerima orang sombong masuk. Jangan sampai amal ini melewatiku untuk mencapai langit berikutnya. Salahnya sendiri ia menyombongkan dirinya di tengah-tengah orang lain.
Kemudian ada lagi malaikat hafazhah yang naik ke langit keempat, membawa amal seorang yang bersinar bagaikan bintang yang paling besar, suaranya bergemuruh, penuh dengan tasbih, puasa, solat, telah menunaikan haji dan umrah. Tapi, ketika sampai di langit keempat, malaikat penjaga pintu langit keempat mengatakan kepada malaikat hafazhah, "Berhentilah, jangan dilanjutkan. Tamparkanlah amal ini ke wajah pemiliknya, aku ini penjaga orang-orang yang suka ujub (membanggakan diri). Aku diperintahkan untuk tidak menerima masuk amal tukang ujub. Jangan sampai amal itu melewatiku untuk mencapai langit yang berikutnya, sebab bila orang ini beramal selalu ujub.
Kemudian naik lagi malaikat hafazhah ke langit kelima, membawa amal hamba yang diarak bagaikan pengantin wanita diiring kepada suaminya, amal yang begitu bagus, seperti amal jihad, ibadah haji, ibadah umrah. Cahaya amal itu bagaikan matahari. Namun, begitu sampai di langit kelima, berkata malaikat penjaga pintu langit kelima, "Aku ini penjaga sifat hasud (dengki, iri hati). Pemilik amal ini, yang amalnya sedemikian bagus, suka hasad kepada orang lain atas kenikmatan yang Allah berikan kepadanya. Sungguh ia benci kepada apa yang diredhai Allah swt. Saya diperintahkan agar tidak membiarkan amal orang seperti ini untuk melewati pintuku menuju pintu selanjutnya.."
Kemudian ada lagi malaikat hafazhah naik dengan membawa amal lain berupa wudu' yang sempurna, solat yang banyak, puasa, haji, dan umrah. Tapi saat ia sampai di langit keenam, malaikat penjaga pintu ini mengatakan, "Aku ini malaikat penjaga rahmat. Amal yang seolah-olah bagus ini, tamparkanlah ke wajah pemiliknya. Salah sendiri ia tidak pernah mengasihi orang. Apabila ada orang lain yang mendapat musibah, ia merasa senang. Aku diperintahkan agar amal seperti ini tidak melewatiku hingga dapat sampai pada pintu berikutnya."
Kemudian ada lagi malaikat hafazhah naik ke langit ketujuh dengan membawa amal seorang hamba berupa bermacam-macam sedekah, puasa, solat, jihad, dan wara'a. Suaranya pun bergemuruh bagaikan guruh. Cahayanya bagaikan malaikat. Namun tatkala sampai di langit yang ketujuh, malaikat penjaga langit ketujuh mengatakan, "Aku ini penjaga sum'at (ingin terkenal / Riya). Sesungguhnya orang ini ingin dikenal dalam kumpulan, kumpulan, selalu ingin terlihat lebih unggul disaat berkumpul dan ingin mendapatkan pengaruh dari para pemimpin.. Allah memerintahkanku agar amalnya itu tidak sampai melewatiku. Setiap amal orang yang tidak kerana Allah, itulah yang disebut Riya. Allah tak akan menerima amal orang riya."
Kemudian ada lagi malaikat hafazhah naik membawa amal seorang hamba solat, zakat, puasa, haji, umrah, akhlak yang baik, pendiam, tidak banyak bicara, zikir kepada Allah. Amalnya itu diiringi para malaikat hingga langit ketujuh, bahkan sampai menerobos memasuki hijab-hijab dan sampailah kehadirat Allah. Para malaikat itu berdiri dihadapan Allah. Semua menyaksikan bahawa amal ini adalah amal yang soleh dan ikhlas kerana Allah swt.

Namun Allah berfirman, " Kalian adalah hafazhah, pencatat amal-amal hambaKu. Sedangkan Akulah yang mengintip hatinya. Amal ini tidak keranaKu. yang dimaksud oleh si pemilik amal ini bukanlah Aku. Amal ini tidak diikhlaskan demi Aku. Aku lebih mengetahui dari kalian apa yang dimaksud olehnya dengan amalan itu. Aku laknat dia, kerana menipu orang lain, dan juga menipu kalian (para malaikat hafazhah). tapi Aku takkan tertipu olehnya.
Aku ini yang paling tahu akan hal-hal yang ghaib. Akulah yang melihat isi hatinya, dan tidak akan samar kepadaKu setiap apapun yang samar. Tidak akan tersembunyi bagiKu setiap apapun yang tersembunyi. PengetahuanKu atas apa yang telah terjadi sama dengan pengetahuanKu akan apa yang akan terjadi. PengetahuanKu atas apa yang telah berlalu sama dengan pengetahuanKu atas apa yagn akan datang. PengetahuanKu kepada orang terdahulu sebagaimana pengetahuanKu kepada orang yang kemudian. Aku lebih tahu atas apapun yang tersamar daripada rahasia. Bagaimana amal hambaKu menipuKu. Dia boleh menipu makhluk-makhluk yang tidak tahu, sedangkan Aku ini Yang Mengetahui hal-hal yang ghaib. LaknatKu tetap kepadanya.

Tujuh malaikat hafazhah yang ada pada saat itu dan 3000 malaikat lain yang mengiringinya membalas, "Wahai Tuhan kami, dengan demikian tetaplah laknatMu dan laknat kami kepadanya." Maka, semua yang ada di langit pun mengatakan, "Tetapkanlah laknat Allah dan laknat mereka yang melaknat kepadanya."
Mu'adz pun kemudian menangis terisak-isak dan berkata, "Ya Rasulullah, bagaimana bisa aku selamat dari apa yang baru engkau ceritakan itu.?"
Rasulullah saw menjawab, "Wahai Mu'adz, ikutilah nabimu dalam hal keyakinan.!"
Mu'adz berkata lagi, 'Wahai Tuan, engkau adalah Rasulullah sedangkan aku ini hanyalah si Mu'adz bin Jabal, bagaimana aku dapat selamat dan terlepas dari bahaya tersebut?"
Rasulullah saw bersabda, "Seandainya dalam amalmu ada kelengahan, tahanlah mulutmu, jangan sampai menjelekkan orang lain dan juga saudara-saudaramu sesama ulama. Apabila engkau hendak menjelekkan orang lain, ingatlah pada dirimu sendiri. Sebagaimana engkau tahu dirimu pun penuh dengan aib. Jangan membersihkan dirimu dengan menjelekkan orang lain. Jangan mengangkat dirimu sendiri dengan menekan orang lain.
Jangan Riya dengan amalmu agar diketahui orang lain. Janganlah termasuk golongan orang yang mementingkan dunia dengan melupakan akhirat. Kamu jangan berbisik-bisik dengan seseorang padahal disebelahmu ada orang lain yang tidak diajak berbisik.
Jangan takabur kepada orang lain, nanti akan luput bagimu kebaikan dunia dan akhirat. Jangan berkata kasar dalam suatu majlis dengan maksud supaya orang takut akan keburukan akhlaqmu itu. Jangan mengungkit apabila berbuat kebaikan.
Jangan mengata (peribadi) orang lain dengan mulutmu, kelak kamu akan dirobek oleh anjing neraka Jahannam, sebagaimana firman Allah, "Wannaasyithaati nasythaa." (Di neraka itu ada anjing perobek badan-badan manusia, yang mengoyak-ngoyak daging dari tulangnya.)
Aku (Mu'adz) berkata, "Ya Rasulullah, siapa yang kuat menanggung penderitaan semacam ini?"
Jawab Rasulullah saw, "Wahai Mu'adz, yang kuceritakan tadi itu akan mudah bagi mereka yang dimudahkan oleh Allah swt. Cukup untuk mendapatkan semua itu, engkau menyayangi orang lain sebagaimana engkau menyayangi dirimu sendiri, dan membenci sesuatu terjadi kepada orang lain apa-apa yang engkau benci bila sesuatu itu terjadi kepadamu.
Apabila seperti itu, engkau akan selamat, terhindar dari penderitaan itu."
Khalid bin Ma'dan (yang meriwayatkan hadits itu dari Mu'adz ra) mengatakan, "Mu'adz sering membaca hadis ini sebagaimana seringnya ia membaca Al-Qur'an, mempelajari hadis ini sebagaimana ia mempelajari Al-Qur'an dalam majlisnya."

0 comments:

Post a Comment